Sponsors

Selasa, 30 Oktober 2012

Definisi Prasangka Sosial


PENGERTIAN PRASANGKA SOSIAL
Prasangka sosial (social prejudice) merupakan gejala psikologi social.
Prasangka sosial adalah suatu sikap negative yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok terhadap individu lain atau kelompok lain.


Beberapa ahli meninjau pengertian prasangka sosial dari berbagai sudut :
Kimball Young
 Prasangka adalah mempunyai ciri khas pertentangan antara kelompok yang    ditandai oleh kuatnya in group dan out group.
Sherif and Sherif
Prasangka sosial adalah suatu sikap negatif  para anggota suatu kelompok, berasal dari norma mereka yang pasti, pada kelompok lain beserta anggotanya.
Brehm dan Kassin (1993)
Prasangka adalah perasaan negative yang dijukan terhadap seseorang berdasar semata-mata pada keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu.

HUBUNGAN PRASANGKA SOSIAL DAN STEREOTIP
Adanya prasangka social itu bergandengan pula dengan adanya yang disebut “stereotip”, yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang golongan lain yang bercorak negative. Stereotip mengenai orang lain itu sudah berbentuk pada orang yang berprasangka, sebelumnya ia mempunyai kesempatan untuk bergaul sewajarnya dengan orang-orang lain yang dikenakan prasangka itu. Biasanya pula stereotip itu berbentuk padanya berdasarkan keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subyektif. Sebuah contoh mengenai stereotip itu misalnya, gambaran orang Amerika Serikat berkulit putih dibagian selatan, mengenai sifat dan watak orang Negro, dimana antara lain tercantum anggapan bahwa semua orang Negro itu bodoh, kurang ajar dan tidak berkesusilaan. Peranan stereotip pada orang yang berprasangka itu sangat besar dalam pergaulan sosialnya dengan orang Negro itu sendiri. Dalam pada itu, maka stereotip menentukan sikapnya terhadap semua orang Negro terlepas daripada tingkat pendidikan, tingkat social ekonominya atau tingkat kebudayaannya pada umumnya. Dan gambaran stereotip itu tidak mudah berubah serta cenderung untuk dipertahankan orang berprasangka, juga apabila mereka pernah bergaul dengan orang Negro yang intelligent, berwatak tinggi, terdidik dan maju dalam perkembangannya. Dalam hal itu mereka yang berprasangka menganggap orang Negro yang maju itu sebagai suatu pengecualian daripada orang Negro-Amerika pada umumnya yang mempunyai sifat-sifatnya seperti yang tercantum pada stereotip itu.
Walaupun demikian stereotip dan prasangka social itu dapat pula berubah ialah dengan usaha-usaha intensif secara langsung, ataupun karena perubahan keadaan masyarakat pada umumnya misalnya karena peperangan, revolusi dan lain-lainnya.

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA SOSIAL
Orang tidak begitu saja secara otomatis berprasangka terhadap orang lain. Tetapi ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan ia berprasangka. Prasangka disini berkisar pada masalah yang bersifat negative terhadap orang (kelompok) lain. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya prasangka.

Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dalam berusaha, seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan. Sebab dari kegagalan itu tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang inilah yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
Misalnya : terjajah dengan penjajah
Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.
Misalnya : seorang anak Amerika (kulit putih) ia dilahirkan di dalam keluarga kulit putih. Di dalam keluarga itu sudah dianut atau ditegakkan suatu norma tertentu yaitu bahwa orang Negro itu pemalas, bodoh, tak tahu kesusilaan dan kotor.
Prasangka timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan superior. Perbedaan disini bisa meliputi :
a. Perbedaan fisik/biologis, ras.
    Misalnya : Amerika Serikat dan Negro
b. Perbedaan lingkungan/geografis
    Misalnya : orang kota dan orang desa
c. Perbedaan kekayaan
    Misalnya : orang kaya dan orang miskin
d. Perbedaan status social
    Misalnya : majikan dan buruh
e. Perbedaan kepercayaan/agama
f. Perbedaan norma social

Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tak meyenangkan

Misalnya : bangsa yang dijajah denganm bangsa penjajah.
Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah mejnadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.

Misalnya : orang selalu berprasangka terhadap status ibu tiri, atau anak tiri.

Mengenai prasangka ini terdapat beberapa teori yang satu dengan yang lain berpijak pada pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Teori-teori tersebut ada yang berpusat pada bagaimana prasangka terbentuk disamping adanya teori yang berpijak pada bagaimana prasangka itu dapt memotivasinya untuk memenuhi kebutuhan dari yang bersangkutan. Disamping itu ada teori yang mendasarkan diri pada proses kognitif. Teori-teori tersebut dapat dikemukakan :

Teori belajar social
Yaitu yang mendasarkan diri tentang terbentuknya prasangka.
Teori Motivasional
Yaitu yang memusatkan diri pada masalah motivasi bahwa prasangka dapat memenuhi untuk mencapai kesejahteraan dari yang bersangkutan.
Teori kognitif
Yaitu sebagai dasar terbentuknya prasangka.

USAHA MENGURANGI PRASANGKA SOSIAL
Usaha-usaha memerangi prasangka social antar golongan itu kiranya jelas harus dimulai pada didikan anak-anak di rumah dan di sekolah oleh orang tua dan gurunya. Dalam pada itu hendaknya dihindarkan pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka social terebut dan ajaran-ajaran yang sudah berprasangka social. Tetapi juga penerangan-penerangan yang menggunakan alat-alat komuikasi massa, seperti surat kabar, radio, film, televise dan lain-lain, mempunyai peranan besar dalam hal itu. Terutama penerangan yang memberi pengertian dan kesadaran mengenai sebab-sebab terjadinya, dipertahankannya, dan mengenai kerugian  prasangka social bagi masyarakat sebagai keseluruhan dan bagi anggota-anggotanya.
Prasangka itu sebenarnya adalah karena salah sangka, miss informasi, miss komunikasi, dan miss interpretasi. Oleh karena itu usaha untuk mengurangi prasangka tetap dapat dijalankan, dikembangkan dan diusahakan perbaikannya. Usaha menghilangkan/mengurangi prasangka ini dibedakan :

Usaha preventif : ini berapa usaha jangan sampai orang (kelompok) terkena prasangka. Menciptakan situasi atau suasana yang tentram, damai, jauh dari rasa permusuhan. Melainkan dalam arti lapang dada dalam bergaul dengan sesame manusia meskipun ada perbedaan. Perbedaan bukan berarti pertentangan. Memperpendek jarak social sehingga tidak sempat timbul prasangka. Usaha semacam ini terutama harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya, guru terhadap anak didiknya, masyarakat, mass media dan sebagainya.
Usaha curatif : usaha menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka. Usaha disini berupa usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal yang selalu merugikan tidak ada hal yang bersifat positif bagi kehidupan bersama. Justru adanya prasangka itu fihak luar/fihak ketiga malahan dapat menarik keuntungan, dengan jalan memperalat atau menimbulkan suasana panas dan kacau dari golongan yang berprasangka terhadap golongan yang dipasangkai demi keuntungan pihak ketiga.

Ada juga pendapat yang dikemukakan oleh Allport, untuk mengurangi prasangka yang ada langkah yang dapat diambil adalah dengan cara mengadakan direct intergroup contact atau yang dikenal dengan contact theory yaitu kontak atau hubungan secara langsung secara berkesinambungan atau berkelanjutan akan mengurangi prasangka yang ada. Di samping itu juga dengan cara mengadakan kerjasama atau cooperative interdependence yaitu anggota suatu kelompok yang berprasangka terhadap kelompok lain, diadakan kerjasama dalam suatu kerja untuk mencapai tujuan bersama, mereka saling bergantung satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Dengan cara demikian mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga mereka tahu dengan tepat keadaan kelompok yang satu dengan keadaan kelompok yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar