Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta: kula
dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota"
"kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti
("nuclear family") terdiri dari ayah,
ibu,
dan anak-anak mereka. Ada pula yang mendefinisikan bahwa keluarga ialah
satu kumpulan manusia yang dihubungkan melalui pertalian darah, perkawinan atau
pengambilan anak angkat. Di Barat, keluarga didefinisikan sebagai satu kumpulan
manusia yang mempunyai hubungan darah atau pertalian sah seperti perkawinan dan
pengambilan anak angkat. Banyak ahli antropologi berpendapat istilah
"darah" perlu difahami secara metaforik kerana banyak masyarakat
bukan Barat mempunyai konsep berkeluarga yang tidak bersandarkan "darah".
Banyak
istilah yang digunakan oleh para ahli untuk memberikan pengertian atau definisi
tentang keluarga. Keluarga bisa berarti bapak, ibu dan anak-anaknya atau seisi
rumah. Dapat juga disebut batih, yaitu seisi rumah yang menjadi tanggungan, dan dapat pula berarti kaum,
yaitu sanak saudara serta kaum kerabat. Selain itu, istilah keluarga juga
disamakan dengan istilah rumah tangga. Rumah tangga adalah kelompok sosial yang
biasanya berpusat pada suatu keluarga batih, yaitu suatu keluarga yang
terdiri dari suami/bapak, istri/ibu, dan anak-anaknya yang belum menikah atau
meimisahkan diri. keluarga
adalah grup khusus yang membicarakan soal-soal kehidupan dan panduan seharian
dalam pelbagai topik, tetapi keutamaan diberikan kepada isu-isu kekeluargaan.
Secara umum , keluarga
didefinisikan sebagi suatu kelompok yang terdiri dari dua orang tua atau lebih
yang diikat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi, serta tinggal bersama.
Hammudah Abd at-Ati mendefinisikan keluarga sebagai suatu struktur yang bersifat
khusus, yang satu sama lainnya mempuyai suatu ikatan baik akibat hubungan darah
atau pernikahan. ikatan yang ada membawa pengaruh terhadap adanya sikap
berharap (mutual expectation) yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan
secara hukum serta secara individu mempunyai ikatan batin.
Sementara Horton dan Hurt memberikan beberapa pilihan dalam mendefinisikan
keluarga, yaitu :
- Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang sama.
- Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh ikatan darah dan perkawinan.
- Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak.
- Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak.
- Para anggota suatu komunitas yang biasanya ingin disebut sebagai keluarga.
Jika
ditinjau dari perspektif sosiolgi, keluarga dapat dipahami dari berbagai segi
yaitu:
1. Dari segi orang yang melangsungkan perkawinan
serta dikaruniai anak.
2. Dari segi lelaki dan perempuan yang hidup bersama
memiliki anak namun tidak pernah melangsungkan perkawinan secara sah.
3. Dari segi hubungan antar anggota kaluarga yang masih
memiliki ikatan darah.
4. Dari segi keluarga yang mengadopsi anak dari orang
lain.
Fungsi dan peran
keluarga
1.
Fungsi Keluarga
Berdasarkan antropologi dan sosiologi, fungsi
utama sebuah keluarga ialah untuk menambah jumlah anggota masyarakat sama ada
dengan cara biologi atau sosial (yaitu perkawinan). Oleh karena itu, seseorang
akan merasakan perubahan perasaan berkeluarga
misalnya bagi anak anak. Keluarga bersifat orientasi, yaitu keluarga
bertanggungjawab untuk menempatkan mereka pada masyarakat melalui pendidikan
dan sebagainya. Manakala bagi ayah dan ibu, keluarga bersifat prokreasi yang
mana tujuan utamanya ialah menghasilkan, membudayakan dan mensosialisasikan keturunan.
Walau bagaimanapun menghasilkan keturunan bukanlah tujuan utama sebuah
keluarga. Dalam masyarakat yang mempunyai pembagian dalam pekerjaan, kehendak
berkeluarga, dan hasil hubungan antara suami dan isteri, serta pembentukan isi
rumah yang produktif dan ekonomi adalah amat penting.
Fungsi keluarga menunjukkan
tugas-tugas maupun kewajiban–kewajiban individu sebagai anggota keluarga yang
harus dilakukan dalam kehidupan keluarga. Fungsi mengacu pada peran individu
sebagai anggota keluarga dalam mengetahui dan pada akhirnya mewujudkan hak dan
kewajiban dalam kehidupan keluarga. Dengan mengetahui fungsi keluarga akan dapat
membaca dan mengukur sosok suatu keluarga yang ideal dan harmonis. Munculnya
masalah-masalah dalam kehidupan biasanya disebabkan oleh adanya ketidakmampuan
fungsi-fungsi dalam keluarga.
Hendi Suhendi dan
Ramdani Wahyu membagi fungsi-fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
Fungsi biologis berkaitan erat dengan
pemenuhan batiniah antara suami istri (seksual), dimana keluarga merupakan
suatu lembaga yang memberikan ruang terhadap pengaturan dan pengorganisasian
fungsi tersebut. Harus diakui bahwa keberlangsungan suatu keluarga kenyataannya
sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan fungsi pemenuhan kebutuhan biologis yang seringkali
menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam kehidupan suatu keluarga yang pada
akhirnya dapat berujung terjadinya perceraian maupun poligami.
b. Fungsi sosialisasi anak
Fungsi sosialisasi menunjuk pada peran
keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga (orang tua) harus
memberikan dan mempersiapkan bekal kepada anaknya untuk dapat menjalani
kehidupan dalam keluarga maupun masyarakat dengan memperkenalkan pola tingkah
laku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
dan mempelajari peran-peran yang diharapkan akan mereka lakukan. Peran orang
tua sangat besar dalam sosialisasi ini dikarenakan anak pada umumnya akan
meniru segala hal yang dilihat dan dipelajari dari orang tuanya. Ketidakmampuan
dalam menjalankan fungsi ini akan menyebabkan
anak kurang mendapatkan perhatian serta kemudian mencari di luar
lingkungan keluarganya sendiri.
c. Fungsi afeksi
Kasih sayang dan rasa dicintai
merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan wadah
dimana setiap anggota keluarga akan bisa mendapatkannya. Orang tua harus dapat
menciptakan keintiman dalam keluarga, memberikan kasih sayang dan perhatian
kepada anaknya.
d. Fungsi edukatif
Keluarga merupakan lembaga pertama
dalam pendidikan anak. Orang tua memppunyai kewajiban unutk mendidik anaknya
dengan memberikan contoh perilaku dan sikap yang baik dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
e. Fungsi religious
Keluarga merupakan tempat
dikembangkannya pendidikan keagamaan kepada setiap anggota keluarga agar
menjadi insan-insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanaan fungsi religius ini dapat dakukan dengan menjalankan pola hidup
yang bersunggh-sungguh dalam menjalankan kewajiban keagamaan, menyediakan sarana
fisik untuk ibadah dan membina hubungan antara angoota keluarga dengan
lembaga-lembaga keagamaan yang ada dalam masyarakat.
f. Fungsi protektif
Keluarga sudah seharusnya menjadi tempat
yang aman bagi setiap anggotanya agar dapat terhindar dari hal-hal negatif.
Setiap anggota keluarga diharapkan dapat memperoleh perlindungan fisik, ekonomi
serta psikologis dalam kehidupan mereka.
g. Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif bertujuan untuk memberikan
suasana dan gembira dalam lingkungan keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan hiburan maupun melakukan kegiatan-kegiatan rekreatif baik di dalam
keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat.
h. Fungsi ekonomis
Fungsi ekonomis keluarga meliputi
nafkah, perencanaan serta pembelanjaan untuk keperluan sehari-hari. Pelaksanaan
fungsi ini sedapat mungkin harus dapat menumbuhkan kerjasama di antara
anggota-anggota keluarga untuk keberlangsungan kehidupan keluarga.
i.
Fungsi penentuan
status
Keluarga merupakan suatu wadah dimana
setiap individu yang ada di dalamnya secara otomatis akan mendapatkan status
baik bagi ayah, ibu maupun anak. Keluarga diharapkan mampu menentukan status
bagi anak-anaknya berdasarkan jenis kelamin, umur, urutan kelahiran dan
sebagainya.
2. Peran keluarga
Peran keluarga
menunjukkan pada tuntutan perilaku yang harus ditampilkan oleh setiap individu
sesuai dengan status yang disandangnya. Setiap anggota keluarga harus memenuhi
peran-peran tetentu sesuai dengan statusnya untuk menunjukkan bahwa keluarga
mereka dapat berfungsi secara efektif. Peran keluarga tergantung pada variabel
budaya dimana keluarga tesebut berada, tipe serta posisi keluarga dalam daur
kehidupan.
Menurut Dubois dan
Miley, peran–peran setiap anggota keluarga adalah sbb:
a. Peran orang tua
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dari anak-anaknya
yang meliputi kebutuhan makanan, perlindungan, perawatan kesehatan dan keamanan
serta kebutuhan-kebutuhan emosional.
2. Mendorong pengembangan intelektual, sosial dan spiritual
anak.
3. Bergaul dengan anak-anaknya dengan menumbuhkan
adanya interaksi serta disiplin keluarga yang sesuai.
b. Peran anak-anak
1. Mempelajari perilaku, sikap dan nilai–nilai dari
orang tua.
2. Menunjukkan/mengembangkan perilaku yang pantas.
3. Bekerjasama deengan orang tua maupun anggota
keluarga lainnya dalam kehidupan keluarga.
Dalam
perkembangannya, seiring dengan semakin beragam bentuk keluarga, banyak fungsi
dan peran keluarga yang tidak dapat dilaksanakan oleh individu dalam suatu
keluarga. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pergeseran nilai yang
ada dalam masyarakat, ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga maupun
kondisi kehidupan keluarga yang memang mengharuskan terjadinya pergeseran
fungsi dan peran anggota keluarga. Adanya ketidakmampuan dalam menjalankan
fungsi dan peran dalam keluarga tentunya akan menyebabkan terjadinya ketimapangan
jalannya kehidupan keluarga.
Pergeseran maupun
perubahan fungsi dan peran keluarga tersebut dapat dilihat dengan banyaknya
istri yang bekerja di luar rumah dan tak jarang menggantikan tugas suami dalam
mencari nafkah, maupun fungsi dan peran ganda yang harus dilakukan oleh orang
tua dalam sebuah keluarga dengan orang tua tunggal. Selain itu, fungsi dan
peran dalam keluarga tidak dapat dilaksanakan oleh orang tua secara maksimal
sehingga diserahkan kepada lembaga-lembaga yang memberikan pelayanan terhadap
keluarga.
Menurut
Dubois dan Miley, ketidakmampuan pelaksanaan peran keluarga dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti :
a. Kekosongan peran orang tua
Hal ini tejadi dalam keluarga dengan
orang tua tunggal akibat perceraian.
b. Ketidakmampuan orang tua
Orang tua tidak dapat menjalankan
perannya dikarenakan hambatan fisik, mental maupun emosional.
c. Penolakan peran
Hal ini terjadi ketika orang tua
merasa kewalahan dalam menjalankan kewajibannya untuk membesarkan anak-anaknya.
d. Masalalah transisi peran
Hal ini terlihat pada saat terjadinya
perpindahan peran seperti para orang tua yang baru saja mempunyai anak, dimana
sebelumnya mereka masih buta tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan
dalam perawatan anaknya.
e. Konflik peran
Konflik peran dapat terjadi terhadap
peran seorang anggota keluarga maupun dengan anggota keluarga lainnya. Hal ini
dapat disebabkan karena adanya perbedaan pandangan antara suami dan istri
terhadap tanggung jawab mereka dalam membesarkan anak-anak, maupun konflik
peran dalam masing-masing anggota keluarga.
f. Ketidakmampuan atau hambatan pada anak-anak
Anak-anak yang memiliki hambatan baik
fisik, mental maupun emosional seringkali kurang mampu untuk menjalankan peran
mereka dalam keluarga, juga terbebani oleh adanya konflik peran dimana mereka
kebingungan antara memenuhi permintaan orang tua atau teman-teman sebaya.
g. Kurangnya sumber-sumber kemasyarakatan
Kondisi masyaraskat dan tekanan
lingkungan seperti kurangnya sarana perumahan, pengangguran, kemiskinan,
diskrimanasi dan kurangnya pelayanan masyarakat dapat mempengaruhi kemampuan keluarga
dalam menjalankan peran-perannya.
Semoga pembahasan tentang definis keluarga dapat bermanfaat bagi kawan-kawan
0 komentar:
Posting Komentar