Pekerja Sosial

02.08 HOME, ILMU SOSIAL 1 Comment

PEKERJAAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN

Pekerjaan sosial adalah aktivitas professional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau  memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi  sosial dan menciptakan kondisi-kondisi mesyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan tersebut (Zastrow,1999).

Domain utama para pekerja sosial adalah dalam bidang kesejahteraan (welfare). Di Indonesia bidang inisering di sebut sebagai pembangunan kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana dan melembaga yang di tujukan untuk meningkatkan standard an kualitas kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan nasional, maka pembangunan kesejahteraan sosial dapat didefinisikan sebagai segenap kebijakan dan program yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan civil society untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan manusia melalui pendekatan pekerjaan sosial. Tujuan pembangunan kesejahteraan sosial, yang pertama dan utama adalah penamggulangan kemiskinan dalam segala bentuk manifestasinya (Jones dalam Suharto,2006a).

Fungsi dan peran utama pembangunan kesejahteraan adalah:

Ø  Mendorong petumbuhan ekonomi melalui penyiapan dan penyediaan SDM/angkatan kerja yang berkualitas.

Ø  Meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui kebijakan dan pelayana sosial yang berdampak langsung pada peningkatan keberdayaan rakyat dalam mengakses sumber dan pelayanan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Ø  mempertegas peran dan mandate “kewajiban Negara” (state obligation) dalam mewujudkan kemerataan kehidupan secara nyata melalui sisten perlindungan sosial.

1. Pendekatan Mikro dan Makro

Dalam garis besar ilmu dan metoda penyembuhan psikososial (social therapy) pekerjaan sosial terdiri atas pendekatan mikro dan makro (Suharto,2006a,2006b). Pendekatan mikro merujuk pada berbagai keahlian pekerja sosial untuk mengatasi masalah yang di hadapai olrh individu, keluarga, dan kelompok. Pendekatan makro adaah penerapan metoda dan teknik perkerjaan sosial dalam mengatasi masalah yang di hadapi masyarakat dan lingkungannya (system sosial), seperti kemiskinan, ketelantaran, ketidakadilan sosial, dan eksploitasi sosial.

2. Tujuan dan Fokus pekerjaan Sosial

Dalam proses pertolongannya, peranan pekerja sosial sangat beragam tergantung pada konteksnya. Secara umum pekerja sosial dapat berperan sebagai mediator, fasilitator atau pendamping, pembimbing, perencana, dan pemecah masalah. Mandat utama pekerja sosial adalah memberikan pelayanan sosial baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat yang membutuhknnya sesuai dengan nilai-nilai , pengetahuan dan keterampilan prifesional pekerja sosial. Fokus utama pekerjaan sosial adalah meningkatkan keberfungsian sosial melalui intervensi yang bertujuan atau bermakna.

DEFINISI PEKERJAAN SOSIAL INDUSTRI

Pekerjaan sosial industri (PSI) dapat didefinisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus mengangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaandan sosial di dunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya, terutama lingkungan kerja. Dalam konteks ini PSI dapat menangani berbagai kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam perusahaan, serta relasi yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat (NASW,197) yang dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)(Suharto,2006b).

Konsep PSI lebih luas dari pada konsep Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) maupun Pengembangan Masyarakat (ComDev). PSI mencakup pelayanan sosial yang bersifat internal dan eksternal. Secara eksternal, PSI berwujud dalam berbagai bentuk program CSR termasuk di dalamnya strategi dan program pengembangan masyarakat, pengembangan kebijakan sosial dan advokasi sosial.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Pekerjaan  sosial terlahir dalam konteks pertumbuhan masyarakat industri. PSI pertama kali muncul tahun 1800-an. Para pekerja sosial mulai terlibat di berbagai perusahaan Inggris, Jerman, dan AS sekitar tahun 1980, sedangakn di Perancis tahun 1920. Pada masa itu, beberapa perusahaan di sana menyewa apa yang di sebut “sekretaris kesejahteraan”, “pekerja kesejahteraan industri”, atau “sekretaris sosial”. Di Jerman, pekerja sosial atau sosiater industri ini dikenal dengan nama arbeiter sozial, sedangkan di perancis dinamakan consul de famille atau conseillers du travail (Suharto,2006ab).

Banyak pelayanan sosial di tempat kerja yang diberikan PSI berkisar pada domain fungsi-fungsi pekerjaan sosial tradisional, seperti konseling bagi para pegawai. Tetapai semakin canggihnya pendidikan pekerjaan sosial dalam bidang industri, ekonomi, perencanaan dan analisis kebijakan, asesmen keorganisasian, penelitian, pemgembangan masyarakat, membuat pekerjaan sosial semakin mampu berkiprah.Dengan demikian seperangkat pengetahuan pekerjaan sosial yang begitu luas berpadu dengan kebutuhan kompleks tempat kerja, serta dengan semakin meningkatnya individuyang bekerja di dunia bisnis yang memilih pekerjaa sosial sebagai “karir kedua”, telah menigkatkan perana PSI di dunia kerja.

Pemicu lain yang menyababkan lahirnya PSI di AS berkaitan dengan upaya para majikan untuk mengatasi masalah yang di akibatkan oleh meningkatnya wanita yang memasuki dunia kerja setelah perang sipil. Menurut Brandes, permulaan PSI berakar pada apa yang di kenal sebagai sebuah bentuk seksisme (sexism) akbat tumbuhnya bisnis dan amjikan menghadapai peningkatan pegawai wanitaISuharto,200).

Jumlah pekerja sosial industri saat ini belum di ketahu secara pasti. Namun asosiasi nasional Pekerja Sosial AS menghimpun daftar alamat surat sekitar 2.200 individu sebagai bagian dari survey nasional PSI yang dilaksanakan lembaga ini tahun 1985.

Pekerja sosial industri dewas ini bekerja di sector swasta, baik untuk organisasi laba maupun nir-laba, di lembaga-lembaga pemerintahan tingkat federal, Negara bagian, dan local, di organisasi militer dan di serikat-serikat buruh.