Sponsors

Jumat, 23 November 2012

Partisipasi

Keith Devis
Partisipasi adalah keterlibatan mental/pikiran dan emosional/perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut  bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan

Holil Sulaiman
Partisipasi adalah keterlibatan aktif warga masyarakat secara perorangan, kelompok atau dalam suatu masyarakat dalam proses pembuatan keputusan bersama, perencanaan dalam pelaksanaan program serta usaha pelayanan dan pembangunan kesejahteraan sosial di dalam dan atau di luar lingkungan masyarakatnya atas dasar rasa kesadaran tanggung jawab sosialnya.

Jnanabrota Bhattacharya (1972,20) mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama
   
Mubyarto (1984, 35)
mendifinisikannya sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.
   
Nelson (Bryant dan White, 1982, 206)
menyebut dua macam partisipasi :
Partisipasi antara sesama warga atau anggota suatu perkumpulan yang dinamakannya partisipasi horizontal, dan  parisipasi yang dilakukan oleh bawahan dengan atasan, antar klien dengan patron, atau antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan dengan pemerintah, yang diberi nama partisipasi vertikal.

Keterlibatan dalam berbagai kegiatan politik seperti pemberian suara dalam pemilihan, kampanye, dan sebagainya, disebut partisipasi proses politik, sedangkan keterlibatan dalam kegiatan seperti perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disebut partisipasi dalam proses administrasi (Bryant dan White, 1982, 206). Keterlibatan kelompok atau masyarakat sebagai suatu kesatuan, dapat disebut partisipasi kolektif, sedangkan keterlibatan individual dalam kegiatan kelompok dapat disebut partisipasi individual (Davis dalam Huneryager dan Heckmann, 1967, 617).

Partisipasi dapat merupakan keluaran pembangunan desa dan dapat juga merupakan masukannnya (Cohen dan Uphoff, 1997, 3 ; Johnston dan Clark, 1982, 170), bahkan, masukan yang mutlak diperlukan (Mubyanto, 1984, 43).
Disamping itu partisipasi dapat dianggap sebagai tolok ukur dalam menilai apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan desa atau bukan. Jika masyarakat desa yang bersangkutan tidak berkesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan suatu proyek di desanya, proyek tersebut pada hakekatnya bukanlah proyek pembangunan desa (Peter du Sautoy).

0 komentar:

Posting Komentar